Senin, 15 November 2010

Aku dan Sedikit Kisah Hidupku

Setiap manusia bisa berjanji kemudian berubah perlahan seperti yang dia inginkan. Banyak hal yang membuat manusia berubah dari sifat lamanya ke sifat barunya. Perubahan itupun terkadang ke hal positif dan tak jarang juga ke hal negatif.

Sebagai manusia, dan sebagai remaja berumur 17 tahun, aku memang belum terlalu mengerti apa itu hidup, atau apa itu jati diri. Gag kurang kok orang- orang yang memiliki umur di atasku lebih childish dibanding aku sendiri. Hidup dengan kemandirian memang udah jadi teman hidupku sejak kecil, walaupun anak tunggal bukan berarti kasih sayang hanya tertuju padaku. Sejak SD aku udah diajarin hidup susah, dan ampe detik ini jarang banget aku dapetin yang namanya perhatian penuh, baik itu dari orang tua, pacar, atau sahabat.




Pernah ada suatu kejadian yang sebenarnya membuat dadaku terasa sesak. Waktu itu kali pertama aku menginap di kost-an ku, aku bersama temanku Sherina berangkat bersama-sama ke kost-an ku (kebetulan kita emang satu kamar kost). Sebelum berangkat ke tempat tujuan aku mengantar Sher untuk mengambil barang-barangnya sebelum memulai hidup di tempat kost, dan sebelum berangkat dengan penuh kasih, ibunya, kakak-kakaknya, memberi pesan untuk berhati-hati dijalan dan memandang kami pergi hingga kami tak terlihat lagi. Sesampainya dirumahku, seperti biasa rumahku sepi, memang pada saat itu ada mamaku, kakekku, dan kakak sepupuku, tapi kondisi tidak sama seperti apa yang terjadi di rumah Sher. Pas sebelum aku berangkat ke kost, mamaku harus mengantar tetanggaku yang udah seperti saudara sendiri ke dokter. Dan ya begitulah teman-teman, aku pergi ke kost tanpa pesan atau lambaian hati-hati di jalan. Sedih emang, tapi untuk menjadi dewasa mungkin aku harus belajar mandiri dan tidak egois pada keadaan. Tapi, jujur, rasa iri tetap ada di hatiku. Kenapa aku yang anak tunggal bisa tidak mendapat perhatian seperti apa yang teman-temanku dapatkan, padahal mungkin mereka bersaudara banyak. Mungkin cara orang tua ku memperlihatkan kasih sayang berbeda dengan teman-teman lainnya. Huft, sesak sekali rasanya, mungkin saat ini hatiku udah nangis-nangis. Hahahahaa..

Perhatian dari pacar ? Dia seorang yang pengertian dan perhatian sebenarnya, tapi kesibukan dan cara memperlihatkan cara dia sayang ama aku gag seperti cowo-cowo kebanyakan. Dia gag gombal, tapi ketika kasih sayang itu dia pancarkan hatiku memang hangat. Tapi intensitas perhatian itu bisa dibilang jarang. Sedangkan aku yang haus perhatian sejak kecil begitu ingin diperhatikan, dan gag jarang aku jadi merepotkan, seperti ngambek dan marah gag jelas.

Sahabat ? Aku suka ketika mereka peduli ama aku, aku senang ketika mereka bercerita dan meminta solusi padaku, tapi gag jarang juga aku hanya sebatas lewat, mungkin dianggap tak ada. Terkadang, aku gag puas dengan apa yang udah kudapatkan saat ini. Egois, tentu saja. Dibilang mandiri, aku sosok yang manja. Dibilang cuek, aku sosok yang ingin dierhatikan. Banyak hal yang membuatku merenung, apakah tindakan yang kuambil ini sudah benar atau tidak. Aku gag pernah tau. Tapi, aku berterimakasih pada Tuhan, karena walaupun aku sering tidak mendapatkan perhatian aku masih diberi kesempatan untuk memberi kasih sayang itu pada orang lain, memberi perhatian pada orang lain, walaupun mungkin balasan yang kuterima tidak sebanding dengan apa yang aku berikan.

Semoga kalian tidak mengalami apa yang kualami, karena aku hanya seekor kutu yang mungkin mengganggu, kecil, dan mnyebalkan, tapi walaupun aku seekor kutu aku ingin sekali diperhatikan dan dianggap menguntungkan. Karena sekecil apapun makhluk itu pasti mempunyai tujuan dalam kehidupannya. Aku percaya.

2 komentar: